MOTIVASI

INGAT!! ALLAH SELALU ADA BOLEH DILIRIK TAK BOLEH TERTARIK

Halaman

KESEHATAN TERNAK

loading...


KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena  segala rahmat, taufiq, dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyusun tugas Makalah Kesehatan Ternak tentang  “Recording”.
Makalah tersebut  merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi dalam menyelesaikan tugas mata kuliah Ilmu Kesehatan Ternak. Makalah  initelah diupayakan supaya dapat sesuai apa yang diharapkan  dan dengan terselesainya Makalah ini sekiranya bermanfaat bagi setiap pembacanya. Makalah ini penulis sajikan sebagai bagian dari proses pembelajaran agar kiranya kami sebagai mahasiswa dapat memahami betul tentang perlunya sebuah tugas agar menjadi bahan pembelajaran.
Selesainya makalah ini tidak terlepas dari bantuan dan kerjasama berbagai pihak. Oleh karena itu, kami mengucapkan rasa syukur yang tulus dan ikhlas kepada Tuhan Yang Maha Esa, serta ucapan terima kasih kepada : Teman teman berkat kerjasamanya sehingga Makalah ini dapat terselesaikan dengan baik.
Penulis menyadari bahwa Makalah ini jauh dari kesempurnaan dan dengan segala kerendahan hati kami mohon kritik dan saran yang bersifat membangun, sehingga apa yang kita harapkan dapat tercapai. Dan merupakan bahan kesempurnaan untuk makalah ini selanjutnya. Besar harapan penulis, semoga makalah yang penulis buat  ini mendapat ridho dari Tuhan Yang Maha Esa.



DAFTAR ISI
Kata Pengantar........................................................................................ i
Daftar isi.................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang....................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
2.1  Recording............................................................................................... 2
2.2  Macam Recording.................................................................................. 3
2.3  Manfaat Recording................................................................................ 4
2.4  Kegunaan Recording.............................................................................. 5
Kesimpulan..............................................................................................



BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Peningkatan jumlah penduduk Indonesia dari tahun ke tahun berdampak pada peningkatan konsumsi produk peternakan (daging, telur, susu). Meningkatnya kesejahteraan dan tingkat kesadaran masyarakat akan pemenuhan gizi khususnya protein hewani juga turut meningkatkan angka perminataan produk peternakan. Daging banyak dimanfaatkan olehmasyarakat karena mempunyai rasayang enak dan kandungan zat gizi yangtinggi.Salah satu sumber daging yangpaling banyak dimanfaatkan olehmasyarakat Indonesia adalah ayam.Daging ayam yang sering dikonsumsi oleh masyarakat diperoleh dari pemotongan ayam broiler, petelur afkir, dan ayam kampung.
Ayam broiler merupakan salah satu penyumbang terbesar protein hewani asal ternak dan merupakan komoditas unggulan.Industriayam broiler berkembang pesat karena daging ayam menjadi sumber utama menu konsumen.Daging ayam broiler mudah didapatkan baik di pasar modern maupun tradisional.Produksi daging ayam broiler lebih besar dilakukan oleh rumah potong ayam modern dan tradisional.Proses penanganan di RPA merupakan kunci yang menentukan kelayakan daging untuk dikonsumsi. Perusahaan rumah potong ayam (RPA) atau tempat pendistribusian umumnya sudah memiliki sarana penyimpanan yang memadai, namun tidak dapat dihindari adanyakontaminasi dan kerusakan selama prosesing dan distribusi.
Mengingat tingginya kewaspadaan masyarakat terhadap keamanan pangan, menuntut produsen bahan pangan termasuk pengusaha peternakan untuk meningkatkan kualitas produknya.Walaupun kualitas karkas tergantung pada preferensi konsumen namun ada standar khusus yang dijadikan acuan.Karkas yang layak konsumsi harus sesuai dengan standar SNI mulai daricara penanganan, cara pemotongan karkas, ukuran dan mutu, persyaratan yang meliputi bahan asal, penyiapan karkas, pengelolaan pascapanen, bahan pembantu, bahan tambahan, mutu produk akhir hingga pengemasan.Untuk itu perlu ada penerapan manajemen yang baik sejak masih di sektor hulu sampai ke sektor hilir.



BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Recording
Recording adalah adalah catatan segala kejadian mengenai ternak yang dipelihara yang dapat memberikan informasi yang diperlukan untuk membuat keputusan yang objektif didasarkan atas fakta yang ada, sehingga keputusan yang dibuat merupakan keputusan yang baik (Soetarno, 2003).Dalam pengelolaan peternakan modern, recording menjadi sangat penting. Hal ini disebabkan karena jumlah ternak yang dikelola tidak sedikit.Banyak sekali komponen recording yang harusnya mendapat perhatian antara lain: jumlah populasi, jumlah pemberian pakan, jumlah produksi harian yang dihasilkan, jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan, tingkat kematian (mortalitas) ternak yang dipelihara, penyakit yang menyerang, riwayat kesehatan (medical record), obat yang dibutuhkan, vaksinasi yang dibutuhkan dan masih banyak lainnya. Intinya semakin banyak pencatatan yang dilakukan akan semakin baik manajemen usaha yang di jalankan.
Sistem recording yang dilakukan dalam usaha peternakan dapat bervariasi sesuai dengan tujuan usaha (breeding atau fattening) dan jenis ternak yang dipelihara. Sebagai contoh, pada usaha breeding, recording aspek-aspek reproduksi menjadi hal yang utama; sedangkan pada usaha fattening, Average Daily Gain (ADG) merupakan parameter yang penting dalam mengetahui tingkat pertumbuhan ternak. Jenis terak yang dipelihara juga menentukan aspek-aspek yang dicatat dalam sistem recording (Basuki et al., 1999).
Syarat-syarat recording usaha ternak yang baik adalah sederhana/ praktis, lengkap, akurat, up to date, mudah dimengerti serta memerlukan waktu yang minimum untuk mengerjakannya.

2.2 Macam Recording
Untuk memudahkan pemahaman tentang recording, maka dibuat penggolongan recording. Secara umum recording:
a)      Identitas.
Setiap ternak diberi identitas agar lebih mudah dalam pengenalan. Kita bisa membagi lagi identitas ini menjadi beberapa yaitu identifikasi fisik, penandaan fisik dan penandaan tambahan. Dalam hal ini, Identifikasi fisik meliputi ciri-ciri fisik misalnya warna bulu, konformasi tubuh, bulu sekitar mata, tanduk, kaki, bentuk telinga, punuk, dll. Penandaan fisik ternak dapat dibedakan menjadi semi permanen dan permanen. Penandaan permanen adalah penandaan pada sapi yang bersifat tetap. Sedangkan semipermanen bersifat sementara saja, dan jika sewaktu-waktu diperlukan mudah dihilangkan atau diganti. Sedangkan penandaan tambahan adalah penandaan yang diberikan pada sapi di lingkungan sapi tersebut hidup yang memudahkan dikenali meskipun dari kejauhan. Sebagai contoh pemberian papan nama di atas masing-masing kandang, berikut nama sapi, jenis sapi, kode sapi, tanggal lahir, dan asal sapi.
b)      Dokumentasi
Pada kondisi sekarang ini upaya mendokumentasikan kegiatan sangat diperlukan tidak terkecuali untuk sapi jika memang populasinya dalam lokasi peternakan cukup besar. Pendokumentasian sapi dapat dilakukan melalui pembuatan sketsa atau gambar individu, profilnya, foto maupun rekaman video. Data-data tersebut akan membantu memudahkan pengelolaan ternaknya. Menurut Pallawarukka (2009) penggambaran atau sketsa dapat digunakan untuk identifikasi ternak dengan penandaan warna yang unik atau spesifik.
c)      Catatan Khusus.
Dalam pengelolaan peternakan besar sangat diperlukan pencatatan detail bagi setiap individu sapi, sehingga diperlukan pencatatan khusus. Yang termasuk pencatatan khusus meliputi nama sapi, tanggal lahir, nomor kode ternak, asalnya, berat badannya, berat lahir, berat sapih, bangsa, juga kesehatannya. Selain itu, catatan perkawinan atau inseminasi buatan termasuk dalam hal ini. Catatan ini harus memuat segala hal lengkap agar memudahkan bagi tenaga medis atau perawat ternak yang lain melakukan penangan dan mengurangi terjadinya kesalahan penanganan.
d)     Sertifikat Ternak.
Recording yang terakhir ini menjadi penting keberadaannya jika terkait dengan pembibitan terutama di UPT/ perusahaan pembibitan, apalagi jika sapi berasal dari impor. Ini penting, karena untuk memudahkan pelacakan terhadap tetuanya berkualitas unggul atau tidak, memudahkan seleksi, menjaga penyebaran bibit semen di lapangan agar tidak terjadi inbreeding. Dalam sertifikat ternak ini yang sangat penting harus memuat breeding, asal-usul tetua pejantan dan betinanya, tanggal lahir. Dengan sertifikat ini, akan menambah kepercayaan dan kepuasan pengguna bibit sapi.
2.3 Manfaat Recording
Berikut ini beberapa beberapa manfaat recording:
1.   Memudahkan pengenalan terhadap ternak, terutama recording yang terpasang langsung pada ternak ataupun di dekat ternak seperti ear tag, pengkodean ternak, penamaan, papan nama, foto, pemberian ciri-ciri pada ternak dalam jumlah populasi yang besar.
2.   Memudahkan dalam melakukan penangan, perawatan maupun pengobatan pada ternak, berdasarkan catatan-catatan yang dimiliki.
3.   Memudahkan manajemen pemeliharaan terutama jika ternak tersebut membutuhkan perlakuan khusus.
4.   Menghindari dan mengurangi kesalahan manajemen pemeliharaan, pengobatan, pemberian pakan ataupun produksi semen.
5.   Memudahkan dalam melakukan seleksi ternak sehingga didapatkan ternak yang unggul, melalui sertifikat ternak, catatan kesehatan, berat lahir, dll.
6.   Menghindari terjadinya inbreeding.
7.   Menjadikan pekejaan lebih efektif dan efisien terutama dalam sebuah usaha peternakan yang besar (sunardi).
2.4 Kegunaan Recording
a)      Mengetahui jumlah populasi akhir. Ini perlu karena bagaimanapun letak keuntungan ditentukan oleh jumlah populasi akhir. Dengan diketahuinya populasi akhir kita juga akan mengetahui jumlah ternak yang mati, hilang, dan sebagainya selama masa pemeliharaan
b)      Untuk bahan pertimbangan dalam penilaian tata laksana yang sedang dilaksanakan. Seperti tingkat pertambahan berat badan (PBB), Feed Consumtion Rate (FCR), jumlah produksi, kesehatan ternak
c)      Sebagai pertimbangan dalam mengambil keputusan sehari-hari
d)     Sebagai langkah awal dalam menyusun rencana jangka panjang
e)      Bagi pemerintah berguna untuk penyusunan kebijakan dalam bidang peternakan seperti apakah diperlukan import untuk pemenuhan kebutuhan sehingga produksi tetap seimbang
f)       Mempermudah peternak melakukan evaluasi, mengontrol dan memprediksi tingkat keberhasilan usaha
g)      Bagi perguruan tinggi data recording bisa sebagai bahan penelitian
Di negara berkembang recording belum banyak di lakukan karena beberapa hal :
         Rendahnya tingkat pendidikan yang dimiliki oleh peternak
         Kurangnya perhatian peternak terhadap sistem recording
         Sedikitnya jumlah ternak yang dimiliki oleh peternak
         Belum menjalankan program pemuliaan tern


KESIMPULAN
Recording yang baik adalah recording yang data-datanya dapat dipertanggung jawabkan dan dapat dipercaya serta selalu aktual tiap hari. Recording akan mempermudah membuat keputusan yang tepat untuk program selanjutnya.

0 Response to "KESEHATAN TERNAK"

Posting Komentar